IDNAGA99 - Mahkamah Agung Jepang telah menyelesaikan vonis bersalah terhadap mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Tsukasa Akimoto, yang menandai berakhirnya kasus korupsi tingkat tinggi yang terkait dengan inisiatif resor terpadu (integrated resort/IR). Akimoto, 53 tahun, dinyatakan bersalah karena menerima suap dari sebuah perusahaan Cina yang ingin membangun fasilitas IR di Jepang. Bandingnya ditolak oleh Majelis Hakim Kecil Pertama pengadilan, yang dipimpin oleh Hakim Masaaki Oka, dalam sebuah keputusan pada hari Selasa.
Akimoto sekarang akan menjalani hukuman penjara selama empat tahun dan membayar denda sekitar 7,6 juta yen, menurut Nippon.com. Mantan sekretaris kebijakannya, Akihiro Toyoshima, 46 tahun, juga ditolak pengajuan bandingnya. Toyoshima menerima hukuman penangguhan dua tahun penjara, yang akan berlaku selama empat tahun.
Rincian Kasus Penyuapan
Catatan pengadilan dari Pengadilan Distrik Tokyo dan Pengadilan Tinggi Tokyo mengungkapkan bahwa Akimoto, yang saat itu menjabat sebagai menteri negara bagian yang mengawasi kebijakan terkait IR, bekerja sama dengan Toyoshima untuk menerima suap. Antara tahun 2017 dan 2018, keduanya menerima pembayaran uang dan biaya perjalanan dengan total 7,6 juta yen dari perusahaan Tiongkok 500.com. Pada saat itu, 500.com sedang bersaing untuk mendapatkan lisensi IR di Hokkaido atau Okinawa, tetapi kemudian membatalkan upayanya untuk memasuki pasar Jepang.
Pengadilan juga menemukan pelanggaran lain yang dilakukan oleh Akimoto pada tahun 2020, ketika ia sedang dalam masa pembebasan dengan jaminan. Dia mencoba menyuap dua mantan konsultan 500.com, meminta kesaksian palsu di pengadilan untuk mendukung pembelaannya. Pelanggaran ini semakin memperkuat keyakinannya.
Implikasi yang Lebih Luas untuk Industri IR Jepang
Kasus ini telah membayangi upaya Jepang untuk memperkenalkan resor terintegrasi, yang menggabungkan kasino, hotel, dan fasilitas hiburan. Keterlibatan Akimoto sebagai wakil menteri yang bertanggung jawab atas urusan IR dan hukuman yang diterimanya menyoroti kerentanan dalam kerangka kerja peraturan selama proses penawaran awal.
Penolakan banding Akimoto menjadi penutup dari pertarungan hukum yang dimulai dengan hukumannya pada September 2021. Tindakannya telah menjadi peringatan bagi para pemangku kepentingan dalam proyek IR Jepang, yang menekankan perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam proses penawaran.
Kasus penting ini telah menegaskan kembali sikap peradilan terhadap korupsi, yang berpotensi memengaruhi cara penanganan penawaran IR di masa depan di Jepang. Baik Hokkaido dan Okinawa, yang pernah bersaing untuk menjadi tuan rumah IR, sejak saat itu mundur dari pengejaran perkembangan ini.
Dengan keputusan Mahkamah Agung tersebut, hukuman Akimoto kini tidak dapat diubah, mengakhiri kasus yang telah memicu diskusi tentang tata kelola yang beretika di sektor IR yang sedang berkembang di Jepang. Seiring dengan upaya Jepang untuk terus mengeksplorasi potensi resor terintegrasi, kasus ini menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas di seluruh prosesnya.